Dodol Khas Tanjung Pura (SUMUT)

Dodol Khas Tanjung Pura (SUMUT)

Dodol Khas Tanjung Pura (SUMUT) – Rasanya kurang pas mengunjungi Tanjung Pura tanpa membawa pulang beberapa oleh-oleh dodol.

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi COVID-19, yang tidak terdampak para pelaku oleh-oleh dodol di Tanjungpura, Kabupaten Langkat.

Dodol ini sudah lama populer sebagai makanan khas di Tanjung Pura. Bahkan, sudah populer selama kurang lebih 35 tahun sebagai oleh-oleh khas negeri Langkat.

Negara yang terkenal dengan sejarah Kesultanan Melayu Langkat.

Pusat perbelanjaan dodol ini berupa warung-warung kecil di sepanjang Pangkalan Brandan – Jalan Tanjung Pura Kabupaten Langkat.

Dodol ini kemudian olahan rumah-rumah penduduk sekitar atau di industri rumahan.

Setelah itu dijual di setiap warung pemilik penjual dodol, dan dodol tersebut dibuat dari bahan-bahan segar.

Selain itu, ada sekitar 40 pedagang dodol di kawasan itu yang beroperasi 24 jam setiap hari.

Pasalnya, banyak pelanggan atau wisatawan yang melintasi kawasan jalan tersebut selama 24 jam.

Keunikan dodol di Tanjung Pura adalah terkemas dengan potongan-potongan kecil menggunakan daun pisang kering.

Dalam satu baris dodol terdapat sekitar 24 buah dodol menjadi potongan-potongan kecil.

Untuk harga dodol bungkus daun pisang kering seharga Rp 15.000. Sedangkan dodol bungkus kecil harganya Rp 15.000 untuk ukuran 2 ons.

Untuk dodol seberat 1/2 kg rasa asli harganya 20.000 rupiah. Untuk dodol dengan rasa yang berbeda seperti rasa durian dan rasa pandan, harga 1/2 kg adalah Rp 25.000.

Pembuatan Dodol Khas Tanjung Pura (SUMUT)

Jajanan khas Tanjung Pura ini terbuat dari tepung millet yang berpadukan dengan santan kental dan gula aren.

Untuk Dodol, waktu memasaknya sekitar 5 jam. Untuk menghasilkan makanan ringan berwarna hitam kecoklatan ini.

Makanan dodol ini memang cocok sebagai oleh-oleh bagi wisatawan yang ingin pulang dari desa ke kota. Karena cemilan ini bisa bertahan hingga berminggu-minggu, bahkan sampai sebulan jika membuatnya dengan baik.

Dodol adalah makanan olahan dari bahan utama tepung ketan dan santan. Ramuan ini juga mengandung gula pasir dan gula merah dalam proses pembuatannya, sehingga rasanya sangat manis dan legit.

Di Sumatera Utara terdapat beberapa daerah yang terkenal dengan makanan khasnya seperti Mandailing Natal, Serdang Bedagai dan Langkat.

Kini pusat Dodol ada di Langkat di Kecamatan Tanjung Pura, persis di Jalan Medan-Aceh yang terletak di Desa Paya Perupuk, Pematang Tengah dan Desa Serapuh Asli.

Bisnis dodol di Tanjung Pura mungkin sudah  sejak awal kemerdekaan.

Namun, belum terungkap secara pasti siapa yang pertama kali membuka toko boneka di sana.

Yang jelas saat kita menyeberang jalan utama Tanjung Pura menuju Aceh, kita melihat warung dodol tepat di pinggir jalan.

Keunikan Dari Dodol Khas Tanjung Pura (SUMUT)

Dodol Khas Tanjung Pura (SUMUT)

Nama warung dodol di sana juga unik, biasanya menamakan penjual atau nama anaknya, yang mereka percaya membawa keberuntungan dan berkah.

Selain itu, keunikan dodol di Tanjung Pura, Langkat adalah cara pengemasan dan penjualannya, dodol ini dengan bungkusan daun pinang kering, dodol terkemas dengan potongan-potongan kecil sesuai ukuran menggantung di depan. Tetap seperti Pocong.

Dodol yang terkenal di Tanjung Pura adalah Dodol Ria, Dodol Pak UL, Dodol Rian, Dodol Isya, Dodol Supawi dan sebagainya.

Dodol khas Tanjung Pura selalu menjadi incaran para wisatawan yang ingin membawa oleh-oleh setelah berkunjung ke Langkat karena rasanya yang enak dan harganya yang terjangkau.

Umumnya penjual dodol di Tanjung Pura juga merupakan pengrajin dodol. Saat ini, Dodol Tanjung Pura hanya laris manis di area pasar.

Namun, Tanjung Pura tidak memiliki kendali atas pasar lain seperti desa dan kota sekitarnya. Dodol yang berkualitas baik dapat bertahan hingga satu bulan.

Saat dipasarkan di supermarket dan mall, para pengrajin dodol sering mengalami kerugian akibat Dodol Tanjung Pura itu tidak bisa bertahan lama, sehingga diperlukan inovasi lebih lanjut untuk membuatnya bertahan lama.

Penyimpanan Dan Umur Dodol

Umur simpan dodol pada umumnya cukup singkat, dari 2 minggu sampai 1 bulan.

Kandungan air yang tinggi pada produk Dodol menyebabkan penuaan umur simpan dodol relatif singkat, sekitar 4-5 hari.

Namun, beberapa jenis dodol yang beredar di pasaran Indonesia memiliki umur simpan sangat bervariasi.

Karena banyaknya permintaan konsumen terhadap Dodol Tanjung Pura, maka harus didukung kapasitas produksi dodol meningkat.

Maka perlu dilakukan perubahan cara pencampuran dodol hari dari energi agitasi manusia (manual) dan mekanis.

Pengaduk adonan dodol adalah kayu untuk memudahkan hal tersebut.

Selama proses memasak, adonan harus selalu aduk agar adonan tidak gosong. Jadi selama proses pemanasan Anda tidak bisa meninggalkannya atau membawanyabekerja atau kegiatan lainnya.

Dodol Khas Tanjung Pura (SUMUT)

Pada akhir proses (sebelum dimasak) adonan menjadi lebih kental dan berat, sehingga diperlukan proses pengadukan lebih pekat dan lebih cepat agar adonan tidak gosong, proses ini yang paling sulit, jadi biasanya hanya proses produksi saja dibuat untuk satu adonan sehari.

Untuk menjaga kualitas dodol Tanjung Pura, para mitra umumnya menggunakan gula aren asli yang menyuplai dari kota (Kota Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan) dengan harga jual yang lebih tinggi.

Dodol Tanjung Pura terkenal memiliki rasa yang manis, manis dan ringan sehingga terasa nikmat di lidah.

Terbuat dari bahan pilihan dan tanpa bahan pengawet. Harga beli dodol di Tanjung Pura ada di warung-warung yang menjual dodol bervariasi menurut berat/massa dan rasanya.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *